Ayat 3 : "yaitu mereka yang
beriman kepada yang Maha
ghaib, mendirikan shalat, dan mereka yang
mendermakan sebagian rizki yang telah kami
berikan kepada mereka".
Ayat 4 : "dan mereka yang
beriman terhadap apa yang telah diturunkan
kepadamu (berupa kitab
suci alqur'an) dan terhadap kitab-kitab yang
diturunkan
sebelummu, dan mereka
meyakini kehidupan akhirat".
Ayat 5: "mereka itulah yang tetap dalam petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang2 yang beruntung".
Dua ayat pertama mengabarkan kriteria-kriteria pokok orang-orang bertakwa (muttaqiin) yang telah disebut pada ayat sebelumnya. Muttaqiin, sebuah derajat pengabdian paling tinggi yang semestinya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari peribadi orang-orang beriman.
Ayat terakhir
mengabarkan kesudahan
yang baik bagi mereka yang sanggup memenuhi kriteria-keriteria muttaqiin yang disebut pada ayat sebelumnya.
Diantara kriteria-kriteria pokok seorang muttaqiin yakni:
PERTAMA,percaya kepada yg Maha ghaib. Maha tak teraih
indera, Maha tak terjangkau imajinasi, Maha tak tergapai pikiran. Tak terlihat tapi
mengawasi, tak tersentuh namun mewaspadai. pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Dia senantiasa dekat dengan hambanya. Percaya terhadap yang Maha ghaib memberi keteguhan
spiritual. Spiritualitas yang menjangkitkan kenyamanan hidup. membebaskan diri dari kekhawatiran dan kesedihan.
Sangat berbeda percaya pada adanya dengan percaya kepada-Nya. Orang-orang dengan kepercayaan demikian merasa cukup Allah sebagai saksi atas segala kebajikan yg dilakukan dan cukup Allah pula sebagai pengawas untuk mewaspadai dirinya dari melakukan hal-hal buruk atau jahat yg akan menggelincirkannya pada kehinaan.
Bagi mereka, Allah adalah sebaik-baiknya teman yg menyertai disaat sendiri maupun berkumpul,disaat sepi dan ramai. disaat
takut,sedih dan gelisah, begitupun sebaliknya.
KEDUA dan KETIGA, masing-masing adalah mendirikan Shalat dan mendermakan sebagian harta yang diberikan Allah kepdnya.
Pribadi muttaqiin merupakan pribadi yg senantiasa menciptakan, memelihara dan meningkatkan hubungan baik, terhadap Allah sebagai Rabbnya dan juga terhadap sesamanya. hubungan baiknya dengan Allah di wujudkannya dengan memelihara Shalat lima waktu dalam sehari, juga memelihara shalat Tahajjud sebagai nafilah
yg dianjurkan-Nya. ibadah Shalat, begitu pula ibadah lain tentunya, hendaklah dilakukan sesuai dengan cara dan laku yang dikehendaki-Nya. Ibadah shalat adalah perilaku penyembahan yang ditujukan hanya terhadap-Nya. Maka pastilah Dia pula yang menentukan dan menunjukkan cara dan lakunya. Tak seorang hambapun dibenarkan menyumbang kreatifitas didalamnya. Dalam shalat tak ada tujuan lain selain Allah. Tak ada nama lain yg disebut didalamnya selain nama-Nya. karena Shalat dilakukan untuk mengingat dan menyebut-Nya.
Menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan sesama diwujudkannya dengan mendermakan/memberi infak dari sebagian hartanya kepada sesamanya yang membutuhkan, baik
dipinta maupun
tidak. Berupa
zakat, Shadaqah ataupun nafaqah. Sebagian hartanya dikeluarkan dengan tidak mengharap pengembalian apalagi keuntungan lebih besar. Semuanya dilakukan karena Allah semata.
Dia sangat yakin
kepada Rabbnya, siapa yang menanam kebaikan, pasti
kebaikan pula yang didapat. kebaikan dari Tuhannya juga kebaikan dari orang-orang sekitarnya. Setiap disebut namanya, orang-orang akan mengingat
kedermawanannya.
Adakah yang lebih mulia dari orang beriman yang gemar memberi. Orang-orang dengan keimanan demikian, jika
memungkinkan,mereka akan berzakat setiap hari dan bershadaqah juga setiap hari sebagaimana shalat ditunaikan juga setiap hari. Inilah makna selalu beriringannya kata
shalat dengan zakat.
KEEMPAT, Percaya kepada kitab suci Alqur'an dan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya.
Beriman atau percaya kepada kitab suci
alqur'an, mestinya meniscayakan keyakinan
sepenuh hati,tunduk dan
patuh terhadap seluruh pesan dan petunjuk yang termuat
di dalamnya. tak ada keraguan, tak ada bagian yang terbuang. Sungguh dlm
alqur'an Allah telah memberi petunjuk yang
menjelaskan dan merinci seluruh ketetapan yang dikehendakinya. Tak ada yang terlewatkan dalam perinciannya. Peribadatan, keimanan, Akhlak, pengetahuan, sejarah, perekonomian, sosial, Politik dan lain hal yang berkaitan dengan kepentingan dan kebutuhan manusia, telah
dilengkapi disempurnakan dalam agama ini, denga disempurnakan petunjuknya dalam kitab suci-Nya.
KELIMA.meyakini adanya kehidupan akhirat dengan segala episodenya sebagaimana yang dikabarkan oleh kitab suci. Orang-orang yang sanggup beriman dan melaksanakan 5 kriteria diatas, merekalah orang-orang yang akan senantiasa berada dalam petunjuk. Dan merekalah orang-orang yang akan meraih keberuntungan di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar