Rabu, 02 Juni 2010

Langit Kelabu : Sebuah Monolog Hati

Lama ku termenung, bersama malam yang kian menua
menanti bintang pagi kembali lagi

ku menunggu, dalam kelabu malam yang berselimut kelam

ku terpaku, dalam zaman yang tak berotasi untuk kesekian kali

ku termangu, dalam bejana semu tak terhitung waktu

ku terdiam, dalam kata yang tak terekam tanpa makna

Namun, malam ini makin keriput
seakan waktu tak berputar, namun sel-sel terus mengisut
hingga fajar kelam kembali bersinar lembut.

Saat ini, ternyata aku masih menunggu,
termenung. terpaku. termangu. dan hanya terdiam!
bersama langit yang kian kelabu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar