Rabu, 02 Juni 2010

ADENOMA PLEOMORFIK : Neoplasia Kelenjar Saliva

Di bidang kedokteran gigi, penyakit-penyakit jaringan lunak rongga mulut telah menjadi perhatian serius oleh para ahli. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kasus kematian yang diakibatkan oleh tumor rongga mulut terutama pada negara-negara berkembang (Sayuti, 2004). Tumor di rongga mulut merupakan pertumbuhan dari berbagai jaringan di dalam dan sekitar mulut termasuk tulang, otot dan syaraf. Pertumbuhan ini dapat bersifat jinak dan dapat bersifat ganas (Syafriadi, 2008).

Tumor pada kelenjar saliva relatif jarang terjadi, persentasenya kurang dari 3% dari seluruh keganasan pada kepala dan leher. Keganasan pada tumor kelenjar saliva berkaitan dengan paparan radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada dada. Di dalam rongga mulut, kelenjar saliva dibagi menjadi kelenjar saliva mayor dan minor. Kelenjar saliva mayor ada tiga yaitu parotis, submandibularis dan sublingualis, sedangkan kelenjar saliva minor terdapat disepanjang aerodigestif bagian atas submukosa. Sebagian besar tumor pada kelenjar saliva terjadi pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari seluruh tumor berasal dari parotis dan 80% dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (Miloro & Schow, 2003; Asih, 2008).

Adenoma Pleomorfik merupakan tumor campuran, yang terdiri dari komponen epitel, mioepitel dan mesenkim dan tersusun dalam beberapa variasi komponennya (Kakimoto et al., 2007; Syafriadi, 2008). Tumor ini merupakan tumor jinak dengan karasteristik tumbuh secara lambat, setelah mencapai ukuran tertentu menetap dan tidak berkembang lagi. Adenoma Pleomorfik mempunyai kapasitas tumbuh membesar dan berubah menjadi malignant membentuk carsinoma (Asih, 2008).

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang tumor Adenoma Pleomorfik dengan menjelaskan definisi, etiologi, pemeriksaan gambaran klinis, gambaran histopatologi, gambaran radiografi, perawatan dan prognosa dari Adenoma Pleomorfik pada kelenjar saliva.

Adenoma Pleomorfik adalah tumor kelenjar saliva umumnya terdapat pada kelenjar saliva mayor dan minor dan paling banyak terjadi pada kelenjar parotis. Tumor ini merupakan tumor campuran (benign mixed tumor), yang terdiri dari komponen epitel, mioepitel dan mesenkim dan tersusun dalam beberapa variasi komponennya (Kakimoto et al., 2007).

Penyebab Adenoma Pleomorfik pada kelenjar saliva belum diketahui secara pasti, diduga karena keterlibatan lingkungan dan faktor genetik (Fadi, 2008). Secara umum β-catenin memainkan peranan penting di dalam perkembangan Adenoma Pleomorfik. Tidak hanya dalam perubahan bentuk yang malignant, tetapi juga di dalam pengaturan fungsi-fungsi fisiologis. Ekspresi molekul-molekul adhesi di dalam neoplasma-neoplasma kelenjar saliva telah diselidiki (Prado et al., 2006).

Adenoma Pleomorfik mempunyai gambaran klinis berupa massa tumor tunggal, keras, bulat, bergerak (mobile), pertumbuhan lambat, tanpa rasa sakit, nodul tunggal (Gambar 2.1). Suatu nodul yang terisolasi umumnya tumbuh di luar dari pada normal, dari suatu nodul utama dibandingkan dengan suatu multinodular (Syafriadi, 2008; Fadi, 2008).

Pada kelenjar saliva mayor, Adenoma Pleomorfik paling sering di jumpai pada kelenjar parotid. Sedangkan pada kelenjar saliva minor, Adenoma Pleomorfik lebih sering dijumpai pada palatum dan bibir atas. Adenoma Pleomorfik biasanya mobile, kecuali di palatum dapat menyebabkan atropy ramus mandibula jika lokasinya pada kelenjar parotid. Adenoma Pleomorfik dapat ditemukan di ekor kelenjar parotid dengan menunjukkan suatu bentukan khas seperti cuping telinga (Ansori, 2009).

Gejala dan tanda tumor ini tergantung pada lokasinya. Adenoma Pleomorfik pada kelenjar parotid menyebabkan kelumpuhan nervus fasialis jarang di jumpai, tetapi apabila tumor ini bertambah besar mungkin kelumpuhan nervus fasialis bisa di jumpai. Seperti ketika tumor ini menjadi malignant. Apabila tumor ini di jumpai pada kelenjar saliva minor, gejala yang timbul bermacam-macam tergantung pada lokasi tumor. Gejala yang timbul seperti : dysphagia, dyspnea, serak ,susah mengunyah, dan epistaxsis (Ansori, 2009).

Diagnosa histopatologi Adenoma Pleomorfik dapat dilakukan dengan prosedur-prosedur sampling termasuk fine needle aspiration biopsy (FNAB) dan coore nedlee biopsy (bigger needle comparing to byopsi) (Ansori, 2009).

Secara histologi, Adenoma Pleomorfik mempunyai gambaran yang ber- variasi. Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel dan jaringan ikat. Secara klasik Adenoma Pleomorfik adalah bifasik dan karakteristiknya merupakan satu campuran epitel poligonal dan elemen myoepitel spindle-shaped membentuk unsur dengan latar belakang stroma oleh mukoid, myxoid, kartilago atau hyalin (Fadi, 2008; Elsoin, 2009).

Gambaran CT Adenoma Pleomorfik (benign mixed tumor) adalah suatu penampang yang tajam dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogen yang mempunyai suatu kepadatan yang lebih tinggi dibanding glandular tisssue. T1- weighted MRI menunjukkan Adenoma Pleomorfik (benign mixed tumor) dengan area yang relatif mempunyai intensitas signal rendah (area gelap/radiolusen) dibanding glandular tisssue (White, 2000).

Perawatan tumor Adenoma Pleomorfik adalah pembedahan dengan mengupayakan seluruh jaringan tumor terangkat (Gambar 2.5). Jika pengambilan tumor tidak hati-hati dan meninggalkan sel tumor di dalam jaringan mesenkim glandula, maka dapat terjadi kekambuhan. Jika tumor ini tumbuh di dalam jaringan parotis kadangkala nervus fasialis diikutsertakan diambil bersama jaringan tumor (Syafriadi, 2008).

Apabila Adenoma Pleomorfik kambuh dan malignant, radiasi dan kemoterapi digunakan sebagai perawatan tambahan. Indikasi terapi radiasi sesudah operasi jika tingkat malignansi tinggi. Kemoterapi digunakan sebagai perawatan paliatif bila tumor kambuh dan bermetastase (Ansori, 2009).

Prognosis Adenoma Pleomorfik adalah sempurna, dengan angka kesembuhan mencapai 96 %. Prognosisnya baik, karena umumnya jika terjadi kekambuhan lokal tidak menunjukan tanda-tanda keganasan (Asih, 2008; Syafriadi, 2008).

4 komentar:

  1. Info yg berguna bgt bwt sidang jurnal saya,,nice info :)

    BalasHapus
  2. terimakasih atas postingannya bro,sangat membantu

    by 021 teknik radiodiagnostik radioteapi purwokerto

    BalasHapus
  3. Bagaimana cara mengobatinya.. Saya salah satu penderita tumor tsb.. Tolong d bls ya

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah sangat membantu,saya baru saja menjalani operasi tumor ini

    BalasHapus