Erosi gigi harus dibedakan dari karies gigi walaupun keduanya mempunyai kesamaan yaitu terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi akibat asam. Perbedaannya bahwa karies gigi berasal dari asam yang merupakan hasil fermentasi karbohidrat sisa-sisa makanan oleh bakteri dalam tubuh sedangkan erosi gigi terjadi karena proses kimia tanpa melibatkan bakteri (2).
Belakangan ini, prevalensi erosi gigi dilaporkan semakin meningkat terutama di kalangan kaum muda sebagai konsumen primer minuman ringan, oleh karena itu, sama seperti karies, masalah ini perlu mendapat perhatian.
Minuman ringan merupakan minuman yang tidak mengandung alcohol (non-alkohol), merupakan minuman yang berkarbonat. Minuman ringan mengandung bahan pemanis, asam dan bahan perasa alami maupun buatan. Bahan alami dapat berupa kacang-kacangan, buah-buahan, sayur-sayuran. Kopi, teh, susu serta coklat bukan merupakan minuman ringan, yang termasuk minuman ringan adalah cola, lemon, orange dan kopi bir serta anggur.(3)
Minuman ringan yang berbahaya bagi enamel adalah minuman yang mengandung karbohidrat yang mudah difermentasi, sangat asam dan mempunyai adesi termodinamik yang sangat tinggi, sehingga minuman ini tidak mudah dihilangkan oleh saliva (5). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi proses demineralisasi, yaitu jenis dan konsentrasi asam minuman yang tidak berdisosiasi, kandungan karbohidrat dalam minuman, pH dan kapasitas dapar minuman serta kandungan fosfat dan f1uor yang ada dalam minuman. (3,4)
Ada dua penyebab utama yang dapat menjelaskan mengapa minuman ringan (kecuali susu dan air) dapat menyebabkan kerusakan gigi. Pertama, pH yang rendah dan keasaman minuman ringan sehingga menyebabkan permukaan enamel gigi mengalami erosi. Kedua, gula yang terkandung di dalam minuman ringan akan dimetabolisme oleh mikroorganisme plak untuk menghasilkan asam penyebab demineralisasi sehingga mengakibatkan terbentuknya kavitas atau karies (5). Proses erosi gigi dimulai dari adanya pelepasan kalsium enamel gigi, bila hal ini berlanjut terus akan menyebabkan kehilangan sebagian elemen enamel, dan apabila telah sampai ke dentin maka penderita akan merasa ngilu. (6)
Sebagaimana diketahui bahwa enamel sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit (CalO (PO4)6 (OH)2) atau Fluoroapatit (CalO (PO4)6 F2), kedua unsur tersebut dalam suasana asam akan larut menjadi Ca2+; PO4 -9 dan F-, OH-. Ion H+ akan beraksi dengan gugus PO4 -9, F-, atau OHmembentuk HSO4 -; H2SO4- HF atau H2O, sedangkan yang kompleks terbentuk CaHSO4; CaPO4 dan CaHPO4. (3,7) Kecepatan melarutnya enamel dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH), konsentrasi asam, waktu melarut dan kehadiran ion sejenis kalsium, dan fosfat. (8)
Minuman ringan yang menyebabkan demineralisasi enamel gigi adalah minuman yang mempunyai pH rendah dan kapasitas dapar tinggi. Kapasitas dapar adalah jumlah basa yang diperlukan untuk menaikkan pH minuman ke pH netral. (2) Reaksi kimia pelepasan ion kalsium dari enamel gigi dalam medium yang bersifat asam, yaitu pada pH 4,5 sampai 6 merupakan reaksi orde nol. Adapun pengaruh pH terhadap koefisien laju reaksi menunjukkan, bahwa semakin kecil atau semakin asam media, maka makin tinggi laju reaksi pelepasan ion kalsium dari enamel gigi. (9) Reaksi kimia pelepasan ion kalsium dari enamel gigi dalam suasana asam ditunjukkan dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Pada dasarnya, semua jenis zat asam baik yang bersumber dari dalam (zat asam intrinsik) maupun luar tubuh (zat asam ekstrinsik) dapat mengakibatkan demineralisasi pada enamel dan dentin. Zat asam instrinsik berasal dari isi lambung yang naik ke esophagus dan mencapai rongga mulut seperti yang terjadi pada penderita GERD (Gastro-esophageal Reflux Disease) dan bulimia, sedangkan zat asam ekstrinsik adalah zat-zat asam yang terdapat pada makanan, minuman, dan obat-obatan. Kebanyakan buah-buahan dan jus buah memiliki pH rendah (keasaman tinggi) sehingga sangat berpotensi menyebabkan terjadinya erosi gigi. Selain itu, beberapa makanan seperti makanan vegetarian dengan kandungan buah-buahan 6%, beberapa jenis bir dan teh herbal dengan pH rendah, makanan yang diawetkan serta minuman ringan yang mengandung kafein juga dapat menyebabkan erosi gigi. (5)
Salah satu bagian tubuh yang mampu melindungi enamel gigi dari zat asam adalah saliva. Saliva akan membasahi gigi dengan larutan jenuh yang kaya kalsium dan fosfor., sehingga enamel gigi tetap konstan saat demineralisasi struktur gigi terjadi. Selain itu, saliva akan bertindak sebagi bufer untuk mencegah agar rongga mulut tidak terlalu asam. Pada waktu zat asam yang terkandung dalam minuman ringan masuk ke dalam rongga mulut, maka aliran saliva akan meningkat disertai meningkatnya pH, sehingga dalam beberapa saat keasaman dapat dinetraliser dan pH menjadi normal kembali. (5)
Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pabrik pembuat minuman ringan dengan mencoba memodifikasi komposisi minuman ringan untuk mengurangi efeknya pada gigi. Caranya adalah dengan menambah atau mengurangi komponen tertentu dalam minuman ringan. Frekuensi dan cara mengonsumsi minuman ringan juga dapat mempengaruhi kemampuan erosifnya. Sebaliknya, kandungan lain dalam minuman ringan seperti kalsium, fosfat dan fluor dapat mengurangi kemampuan erosifnya. Ada beberapa hal yang disarankan agar bisa mengonsumsi minuman ringan dengan aman yaitu: (5)
- Mengikuti anjuran pabrik pembuatnya, apakah bisa diminum langsung atau harus
dicairkan. - Meminum minuman ringan hanya pada waktu makan.
- Waktu minum tidak boleh lama.
- Sebaiknya menggunakan pipet (sedotan).
- Meminum minuman ringan yang didinginkan karena kurang bersifat erosif.
- Tidak dibolehkan mengulum minuman dalam mulut.
- Jangan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi minuman ringan.
- Usahakan minum susu, air putih atau makan keju setelah mengonsumsi minuman
ringan yang mengandung asam. - Bila memungkinkan, sebaiknya mengganti minuman ringan mengandung asam
dengan minuman lain yang kurang bersifat erosif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar