Rabu, 24 Februari 2010

Kenalkan Anak Hari Besar Agama

Saat anak merayakan sesuatu hendaknya dirayakan dengan senang dan penuh sukacita. Hal itu juga seharusnya terjadi pada perayaan-perayaan agama. Untuk itu, ajak anak memahami makna perayaan agama.

Merayakan sesuatu identik dengan suasana yang meriah. Ulang tahun, khitanan, perkawinan menjadi satu hal yang sangat umum dirayakan. Berbeda halnya dengan perayaan hari besar agama yang hanya dirayakan pada acara hari besarnya saja.

Namun, beberapa perayaan acara agama lainnya kurang diperhatikan. Bukan hanya karena alasan tidak tahu, melainkan juga karena kurang pedulinya pada hal-hal yang berkaitan dengan dunia agama.


Diibaratkan seperti kertas putih, anak itu ibarat kertas putih yang tidak tahu nantinya akan terisi apa. Hal itu sangat berkaitan dengan siapa penulisnya dan apa yang dituliskan, termasuk pada masalah penanaman agama.

Dalam menanamkan agama, memang sudah seharusnya dilakukan sejak dini. Dimulai dari hal yang kecil yaitu mengenalkan keberadaan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, sampai pada mengenalkan kewajiban setiap orang dalam menjalankan perintah agama.

Pengenalan dalam kehidupan sehari-hari bisa dimulai dari mulai bersyukur saat bangun di pagi hari, mengucapkan rasa terima kasih saat mendapatkan sesuatu yang baik, berdoa saat makan dan minum dan melaksanakan kewajiban seperti salat lima waktu secara bertahap.

Pengenalan tersebut sudah termasuk pada pengenalan perayaan agama, tidak hanya perayaan besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha, tetapi juga pada pengenalan perayaan lain seperti Maulid Nabi.

Saat mengenalkan perayaan hari besar agama kepada anak, dimulai dari pengenalan tanggaltanggal kepada anak, sebutkan perayaan dalam agama yang dipercaya, ingatkan setiap tanggal perayaan tersebut, jelaskan sejarah mengapa tanggal tersebut dirayakan sebagai perayaan keagamaan, dan sebaiknya orangtua mengajak anak dengan merayakan minimal melalui cara memaknai perayaannya.

Setidaknya anak tidak harus merayakan besar-besaran dengan suasana yang meriah, tetapi setidaknya anak bisa memaknai setiap perayaan keagamaan. Jangan sampai perayaan agama luntur karena tergerus zaman.

Begitu besarnya peran orangtua dalam menanamkan agama sejak dini. Jika tertanam dan anak bisa menerapkannya,tidak menutup kemungkinan jika kebiasaan orangtuanya nanti bisa ditularkan untuk anaknya saat mereka menjadi orangtua kelak.

Pengenalan agama pada anak sangat penting hukumnya, karena akan menjadi bekal untuk mereka seterusnya.

Penanaman agama yang juga mengenalkan perayaan agama pada anak bisa dilakukan, seperti menyantuni anak yatim saat peringatan Maulid Nabi. Uang santunan yang dikumpulkan dan kemudian diberikan kepada anak yatim itu didapat saat anak amal Senin dan amal Jumat.

Dengan begitu, selain si anak jadi tahu apa itu perayaan Maulid, juga menggugah anak untuk menanamkan nilai positif dengan saling tolong menolong.

Menanamkan norma agama termasuk mengenalkan anak pada perayaan keagamaan, memang sebaiknya dilakukan sejak dini dan dengan cara-cara menyenangkan dan bertahap.

Mengenalkan perayaan keagamaan pada anak, seharusnya dilakukan bertahap. Dimulai dari mengenalkan perayaan hari besar, semisal Idul Fitri sampai perayaan-perayaan agama lainnya.

Adapun pengenalan perayaan agama dalam skala besar, juga sebaiknya diperkenalkan pada anak. Diperkenalkan di sini bukan berarti si anak harus turut merayakan tetapi setidaknya anak bisa saling menghormati antaranggota masyarakat yang saat itu merayakan.

Katakan pada anak bahwa tidak sedikit juga orang yang menganut agama yang sama dengan yang dianut kita. Ingatkan juga bahwa dengan saling menghargai adalah tanda bahwa kita menghormati agama mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar