Mbah Kirun lagi belanja di tokonya Bunali, ternyata yang mau dibeli adalah daging kaleng makanan kucing. Pas mau bayar, mbah Kirun ditanya sama Bunali.
Mbah, kalo sampeyan mau bell makanan kucing, sampeyan harus membuktikan bahwa sampeyan punya. Aku khawatir kalo ternyata makanan kucing ml sampeyan makan sendiri kata Bunati, iseng.
Mbah Kirun nggak protes, pulang sebentar, kembali lagi sambil nggendhong kucing dipamerkan ke Bunali.
“lni kucingku” kata Wonokairun bangga, sambil membayar daging kaleng makanan kucingnya.
Besoknya mbah Kirun datang lagi ke toko Bunali, sekarang mau bell biscuit tulang makanan anjing. Pas mau mbayar, ditanya lagi sama Bunali.
Mbah, sampeyan punya anjing?. Aku khawatir kalo ternyata makanan anjing ml sampeyan emplok sendiri” kata Bunati, lagi-lagi iseng. Wonokairun nggak protes, pulang sebentar, balik lagi sambit nuntun anjing dipamerkan sama BunaU.
lni anjingku kata mbah Kirun bangga sambil mbayar biskuit tulang untuk anjingnya. Besuknya Wonokairun datang lagi ke tokonya Bunali, sambil nenteng kardus bekas mie instan yang pinggirnya dilobangi sebesar Jan.
Mbah, sampeyan mau bell makanan ular ya? tanya Bunali.
“lni isinya bukan ular. Coba aja tanganmu masukkan ke lobang. Tak jamin nggak bakal digigit” kata Mbah Kirun.
Pertama Bunali agak takut, tapi setelah dibujuk sama mbah Kirun akhirnya Bunali berani. Jarmnya d~masukkan kedalam lobang kardus.
Ternyata isi dalamnya sesuatu yang agak empuk. Pas jarinya ditarik lagi, wuss baunya minta ampun, nggak uuu~eenakkk.
Bunati memaki-maki nggak karuan, Kadal-Tekek-Kuya dlt, dasar orang gendheng, edan, ngapain sampeyan nyuruh aku megang tembelek.
Udahlah, sekarang boleh khan aku beli tisu kamar mandi?, kata Wonokairun sambil tersenyum menang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar