Selasa, 06 November 2012

Tips Trik Memotret di Museum

Santi Dwi Jayanti - detikinet
 
 
Salah satu larangan di museum (discoverdigitalphotography)
 
 
Jakarta - Museum adalah salah satu tempat yang layak dimasukkan dalam daftar kunjungan wisata saat berlibur. Menilik karya-karya menawan yang dipajang dan arsitektur bangunan museumnya sendiri yang nyeni, sayang jika tidak mengabadikannya dalam bentuk foto.

Akan tetapi, tak seperti tempat wisata lainnya, museum memiliki kebijakan yang lebih ketat ketika berurusan dengan kegiatan memotret. Di luar itu, kondisi pencahayaan di museum yang tidak terlalu terang menjadi persoalan tersendiri.

Namun bukan berarti hal ini tidak ada solusinya. Dikutip detikINET dari ExposureGuide, Jumat (7/9/2012), berikut cara mengatasi kendala memotret di museum :

1. Sebelum Memulai

Bagi sebagian orang pasti sudah mengetahui bahwa museum memiliki peraturan yang ketat mengenai aktivitas memotret. Larangan ini salah satunya adalah larangan pemakaian flash atau larangan memotret benda-benda tertentu.

Namun, sebagian besar museum masih membolehkan pengunjung untuk memotret arsitektur bangunan dan area di luarnya. Untuk melakukannya, pilih aperture besar (f/2.8-f/4.0) guna memasukkan cahaya yang cukup. Bila perlu, gunakan tripod atau monopod saat memakai shutter speed rendah jika flash tidak boleh digunakan.

2. Memotret dalam Kondisi Low Light

Pencahayaan di museum biasanya tidak terlalu terang. Oleh karena itulah diperlukan penyettingan kamera secara tepat.

Pakai ISO setidaknya di angka 400. Jika flash tak boleh dipakai, gunakan aperture terlebar semampu Anda sehingga Anda bisa menggunakannya secara hand hold dan pakailah shutter speed tinggi.

Pasalnya, terkadang saat memotret display, tripod juga dilarang karena bisa menghalangi orang lain untuk melihat karya yang dipajang.

3. Hindari Refleksi Kaca

Banyak pameran yang dipajang di dalam kaca, terutama artefak dan lukisan berharga. Untuk menghindari refleksi, jangan pernah gunakan flash, di luar penggunaannya memang tidak diperkenankan.

Dalam kasus ini, Anda harus mendekatkan lensa ke kaca, jika ini dibolehkan. Namun, bersihkan dulu kaca di depan Anda agar bekas sidik jari tidak ikut terekam dalam foto.

Jika Anda bisa memakai filter polarisasi, ini juga akan sangat membantu mengurangi refleksi. Kadang juga dibutuhkan menaikkan ISO karena banyak artefak yang dipajang dalam kondisi yang sangat temaram.

4. Perhatikan Detail

Jangan takut untuk mendekat pada obyek guna mendapatkan efek dramatis. Lensa makro di sini sangat membantu untuk menangkap detail.

Namun jika Anda harus berada dalam jarak yang agak jauh, pakailah lensa zoom. Atur settingan ke aperture besar yakni f/1.8 hingga f/4.0 dan kecepatan rana 1/100 per detik jika memakai flash atau 1/60 per detik dan lebih rendah jika tanpa flash.

5. Memotret Langit-langit

Beberapa museum memiliki aristektur yang menarik dan berseni. Terkadang, arsitektur apik ini bisa dijumpai di langit-langit.

Guna mengabadikan keindahannya, hadapkan kamera ke atas dan cobalah untuk tidak memakai flash. ISO 400 ke atas dibutuhkan agar kamera bisa berkompromi dengan cahaya yang minim. Gunakan self timer atau cable release bila dibolehkan memakai tripod, dengan tujuan mencegah foto menjadi blur.

 
 

8 Tips Menjepret Foto Candid yang Menarik

Santi Dwi Jayanti - detikinet

 


Foto candid (ExpertPhotography) Jakarta - Bagi sejumlah orang, memotret candid adalah kegiatan yang menyenangkan. Foto yang dihasilkan terlihat lebih natural dan ada kepuasan tersendiri saat mendapatkan momentum atau ekspresi orang yang pas dan menarik.

Mungkin dari Anda sudah kerap melakukan foto candid ini, baik dengan menggunakan kamera ponsel maupun kamera 'serius'. Nah, bagi yang belum terbiasa, berikut disajikan sejumlah tips memperoleh foto candid yang ciamik, seperti dilansir dari ExpertPhotography, Senin (15/10/2012):

1. Jangan Pakai Flash

Aturan pertama, tentu saja hindari pengunaan flash. Sebagai gantinya, cobalah untuk melebarkan aperture dan menggenjot ISO. Hal ini akan membantu Anda dalam pengambilan foto yang baik meski dalam kondisi low-light.

2. Selalu Bawa Kamera

Jika ingin menyingkirkan rasa takut atau ragu-ragu dalam mengambil foto candid, biasakan untuk sesering mungkin membawa kamera Anda kapanpun dan di manapun. Anda akan terlatih untuk tidak canggung lagi memotret candid.

3. Bersabarlah

Kesabaran adalah poin penting untuk mendapatkan foto yang bagus. Bersabarlah untuk mendapatkan senyuman yang sempurna, atau bersabarlah saat menunggu subyek menghadap Anda.

4. Gunakan Lensa Tele

Memakai lensa telephoto adalah cara paling mumpuni untuk membuat kehadiran Anda tidak disadari. Anda bisa berdiri sangat jauh dari subyek namun masih bisa mendapatkan foto close up.

5. Tambahkan Konteks

Tanpa konteks, foto akan terasa 'datar'. Sebaiknya, posisikan subyek di kiri atau kanan frame guna menunjukkan lokasi mereka berada atau apa sedang mereka lakukan.

6. Sigap dengan Momen yang Pas

Menangkap gambar orang dalam momen yang pas akan memberikan hasil terbaik. Anda harus bisa sigap ketika menjumpai momentum ini. Tangkap emosi yang dilakukan si subyek yang tengah tertawa, menangis, nyengir, atau apapun.

 
7. Bergeraklah dan Cari Posisi yang Tepat

Saat Anda memotret orang secara candid, Anda tidak bisa seenaknya meminta mereka berpose atau berpindah untuk sebuah komposisi yang diinginkan.

Jadi upayakan mendapatkan foto natural dengan kompisisi ciamik tanpa harus berkomunikasi denga subyek. Caranya? Anda harus berpindah dan mencari posisi yang tepat di sekitar subyek. Lagipula, deretan foto yang diambil dari posisi itu-itu saja akan tampak membosankan.

8. Gunakan Mode Burst

Gerakan manusia terkadang susah diprediksi dan Anda kerapkali hanya mendapat satu kesempatan bagus. Jadi, bidiklah sebanyak mungkin dengan bantuan mode burst. Anda akan terkejut melihat hasilnya karena siapa tahu dari foto-foto ini ada satu foto atau lebih yang stand out dan bisa membuat Anda tersenyum puas.